? ??????????????Gossip Girl? ????? ?? ???Rating: 3.0 (2 Ratings)??3 Grabs Today. 488 Total Grabs. ??????Pr
eview?? | ??Get the Code?? ?? ???????????????????????????????? ????Easy Install Instructions:???1. Copy the Code??2. Log in to your Blogger account and go to "Manage Layout" from the BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS ?

Minggu, 15 November 2009

FAKTOR PENUNJANG DAN PENGHAMBAT DALAM BELAJAR



penyusun: Drs. Dadang Ridwanullah (Guru SMAN I Bungursari dan Pengurus MGMP PAI Kab. Purwakarta)

Belajar pada dasarnya merupakan proses suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap pada diri siswa akibat dari latihan, penyesuaian maupun pengalaman. Aktivits (Proses) perubahan tingkah laku siswa di sekolah, mahasiswa dikampus, bahkan peserta pelatihan dan workshop sekalipun nampak dalam beberapa kegiatan, seperti membaca, merangkum, bertanya dan berlatih, mengerjakan tugas – tugas dan aktivitas lainnya. Dimana dalam pelaksanaannya belajar tersebut tidak sebatas oleh ruangan dan waktu. Sebab belajar juga dapat dilaksanakan diluar sekolah pada waktu yang tidak ditetapkan secara formal. Ernest R. Hilgart dalam buku S Nasution, mengemukakan bahwa :
“Learning is the process by which an activity originates or is changed trough training procedure (whether in laboratory on in the natural environtment) as distinguished from changes by factors not attributable to training,” definisi belajar diatas mempunyai arti bahwa seseorang dikatakan belajar, apabila melakukan langkah – langkah perubahan tingkah laku, baik ditempat – tempat kerja anda berada, dilembaga ini maupun dilingkungan alam yang mengakibatkan mendapat pengetahan, keterampilan maupun sikapnya berubah.
(Saya merasa gembira ketika membaca “KABAR POLRES PURWAKARTA”) Edisi Jnauari 2007 Wakil Bupati Purwakarta H. Dedi Mulyadi, SH mempunyai respon dan komitmen untuk mewujudkan peningkatan pendidikan dan peningkatan kwalitas guru, begitu juga Kapolres Purwakarta yang dengan tekun merealisasikan kebijakan Kapolda Jabar dan merealisasikan gagasannya termasuk dukungan ke sektor pendidikan.
Selanjutnya Harold Albert yang dikutip S. Nasution (1982:46) menegaskan bahwa “learning is an active process which involes dynamic interaction learner and his environment”. Batasan ini berarti bahwa belajar adalah suatu proses yang aktif dimana terjadi interasi antar individu (siswa) dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah segala hal yang mempengaruhi atau mendukung terhadap perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa.


Pertumbuhan atau perubahan yang terjadi pada diri, adalah tingkah laku yang baru yang diperoleh setelah membaca, mendengar, mengamati, menganalisa, merangkum, berlatih dan sebagainya. Tingkah laku tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, perkembangan sikap sosial, emosional dan pertumbuhan jasmani.
Menurut Abin Syamsudin Maksum (1981:143) menyebutkan bahwa :
“Belajar itu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tersebut….. Perubahan itu mungkin merupakan suatu pertemuan informasi atau penguasaan keterampilan baru samma sekali …. Mungkin bersifat penambahan atau pengkayaan diri informasi atau pengetahuan dan keterampilan yang ada bahkan mungkin pula merupakan reduksi atau penghilang sifat kepribadian tertentu yang tidak dikehendaki”.
Dengan demikian pendapat tersebut diatas memberikan ciri bahwa seseorang dikatakan belajar, apabila pada dirinya telah terjadi penampakan adanya perolehan informasi yang baru, dan sikap kepribbadian yang baru kearah yang lebih baik, sesuai dengan yang diharapkan. Perubahan tingkah laku pada seseorang yang merupakan hasil belajar menurut Norman E. Groundlund berdasarkan Taxonomy Bloom ada 3 bagian, yaitu :
a. Domain Kognitif, meliputi kemampuan intelektual, pengetahuan;
b. Domain Efektif, meliputi perubahan skap, perasaan apresiasi cara penyesuaian diri
c. Domain Psikomotor, meliputi kemampuan motoris/keterampilan.
Perubahan belajar itu bersifat kompleks, karena merupakan suatu proses yang dipengaruhi atau ditentukan oleh banyak faktor yang meliputi berbagai aspek baik yang bersumber dari luar manusia. Perubahan hasil belajar diharapkan adalah perubahan yang positif, sebab perubahan tersebut berbentuk prestasi.
Secara umum dapat kita katakan bahwa perubahan yang terjadi pada diri siswa (seseorang) itu tidak asal berubah, melainkan perubahan itu harus memiliki makna faedah bagi diri siswa itu sendiri. Dalam prakteknya di suatu lembaga pendidikan SLTA dan Perguruan Tinggi atau di Sekolah Informal sekalipun, ini semua berarti siswa menyadari ia telah mengalami sesuatu, sehingga terjadi sesuatu perubahan. Atas dasar ini dapatlah kita katakan bahwa ada perubahan yang tidak termasuk dalam kategori belajar, misalnya insting, refleksi, kematangan, keletihan dan perubahan karena pengobatan.
Dalam kegiatan belajar yang terjadi pusat perhatian adalah siswa. Siswa dengan segala potensi dan kebutuhan yang ada padanya memasuki suatu proses belajar yang dilakukan dengan segala macam persiapan sarana dan prasarana yang diperlukan.
Dengan pengkajian beberapa pengertian tentang belajar tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Belajar pada dasarnya merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya
2. Belajar itu merupakan perubahan tingkah-laku berdasarkan praktek atau penglam tertentu
3. Perubahan hasil belajar ini positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan (normatif) atau kriteria keberhasilan, baik dipandang dari segi individu siswa maupun dari segi guru (pengajar)
4. Perubahan itu konstan, dalam arti perubahan yang terjadi pada siswa bersifat tetap dan merupakan hasil usaha dan bertawakal kepada Allah SWT.
5. Perubahan itu pada pokoknya adalah karena didapatnya pengetahuan baru.

0 komentar: